Kamis, 20 Mei 2010
Abang Sam Jadi "Beking" Negeri Ginseng
Presiden Amerika Serikat Barack Obama berikrar akan membantu Korea Selatan mempertahankan dirinya terhadap setiap "aksi agresi", kata Gedung Putih, Rabu (19/5/2010).
AS juga mendukung Seoul dalam tuduhannya bahwa Korea Utara (Korut) menenggelamkan salah satu dari kapal-kapal perangnya. "Tindakan yang tidak dapat diterima itu hanya akan memperdalam pengucilan terhadap Korut," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.Menurut Washington, tindakan itu memperkuat kembali tekad tetangga-tetangganya untuk meningkatkan kerja sama mereka dalam memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan itu untuk menghadapai semua provokasi.
Pemerintah AS mengulangi kembali penilaian Seoul bahwa satu penyelidikan internasional membuktikan bahwa satu tembakan torpedo yang dilepaskan oleh kapal selam Korut menghantam kapal Korsel yang menewaskan 46 pelaut Maret lalu. "Kesimpulan itu menunjukkan bukti bahwa Korut bertanggung jawab atas serangan ini," kata Gedung Putih .
"Tindakan agresi ini adalah satu kejadian lagi bahwa perilaku Korut yang tidak bertanggung jawab dan mengabaikan hukum internasional," kata Obama.
"Serangan ini menimbulkan satu tantangan terhadap perdamaian dan keamanan internasional dan melanggar Perjanjian Gencatan Senjata," imbuh Obama.
Obama berbicara melalui telepon dengan Presiden Korsel Lee Myung Bak dua hari lalu, kata pernyataan itu, dan "menegaskan bahwa Amerika Serikat mendukung penuh Republik Korea, baik dalam usaha untuk menjamin keadilan bagi 46 pelautnya yang tewas dalam serangan ini maupun dalam pertahanannya menghadapi aksi-aksi serangan lebih jauh.
Usaha-usaha Obama melakukan pendekatan melalui jalur diplomatik dengan Korut yang memiliki senjata nuklir pada hari-hari awal pemerintahnya tahun lalu menemui hambatan , dan pemimpin AS itu sejak bersikap keras terhadap Pyongyang menyangkut program nuklirnya. Lee berjanji akan melakukan tanggapan keras terhadap Korut.
Pyongyang menyebut tuduhan itu satu hal yang dibuat-buat dan mengancam akan melakukan tindakan-tindakan keras termasuk perang, jika Korsel melakukan sanksi-sanksi.
Usaha Seoul untuk mengucilkan Pyongyang juga menghasilkan dukungan kuat AS bagi sanksi-sanksi lebih keras PBB terhadap Korut yang dapat memperparah ekonomi negara yang miskin tiu.
Beijing, yang memiliki peran sangat penting dalam perundingan enam negara yang lama macet untuk mengekang program senjata nuklir Korut, adalah satu-satunya sekutu penting Pyongyang dan enggan menghukum pemerintahnya karena khawatir menimbulkan ketidak stabilan di perbatasan kedua egara.
Korut menolak bertanggung jawab atas kasus tenggelamnya kapal itu menuduh pemerintah konservatif Korsel menggunakan insiden itu untuk mendapat kemenangan politik dan memperburuk hubungan yang sudah buruk antara dua Korea.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton akan mengunjungi Seoul 26 Mei dalam apa yang menurut pengamat untuk menujukkan solidaritas dengan sekutu AS itu.
Sumber : kompas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




0 komentar:
Posting Komentar