Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diperkirakan bakal mengalami tekanan jual pada transaksi akhir pekan ini, Jumat, 21 Mei 2010.
"Pemodal masih mengacu sentimen negatif eksternal," kata analis pasar modal, Arief Budisatria kepada VIVAnews, Kamis, 20 Mei 2010.
Dia memproyeksikan, IHSG Jumat berpotensi bergerak di kisaran level batas bawah (support) 2.653 dan batas atas (resistance) 2.723.
Pada transaksi Kamis, indeks kembali ditutup negatif karena turun 35,23 poin atau 1,30 persen ke level 2.694,25, dari perdagangan Rabu, 19 Mei 2010, yang anjlok di posisi 2.729,48, terkoreksi 104,70 poin (3,70 persen).
Bursa Asia saat IHSG ditutup kemarin juga sebagian besar bergerak negatif. Indeks Hang Seng terkoreksi 33,15 poin atau 0,17 persen menjadi 19.545,83, Nikkei 225 turun 156,53 poin (1,54 persen) ke level 10.030,31, dan Straits Times melemah 21,03 poin atau 0,76 persen di posisi 2.753,51.
Bahkan, bursa Wall Street pada perdagangan Kamis sore waktu New York atau Jumat dini hari WIB pun kembali negatif.
Indeks harga saham Dow Jones terkoreksi 376,36 poin (3,60 persen) menjadi 10.068,01, indeks harga saham indikator Standard & Poor's 500 turun 43,46 poin atau 3,90 persen ke level 1.071,59, dan indeks harga saham teknologi Nasdaq melemah 94,36 poin (4,11 persen) di posisi 2.204,01.
Menurut Arief, IHSG akhir pekan ini berpeluang mengalami pembalikan arah positif (technical rebound). Hal itu, terlihat dari indikator teknis seperti stochastic oscillator dan relative strength index (RSI).
Namun, kata dia, aksi ambil untung (profit taking) pemodal tetap mengikuti potensial penguatan kembali indeks. Sebab, sentimen negatif eksternal masih membayangi rencana akumulasi saham oleh para investor.
Apalagi, Arief menambahkan, sentimen positif domestik seperti pengangkatan menteri keuangan baru tidak mampu menahan kepanikan pasar dan IHSG sempat turun dua persen kemarin.
Sumber : vivanews
Kamis, 20 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




0 komentar:
Posting Komentar