Kamis, 20 Mei 2010
Kemal Kilicdaroglu, Gandhi Versi Turki
Dunia politik Turki kini diwarnai keberadaan tokoh politik santun di tengah hiruk pikuk politik Turki. Kemal Kilicdaroglu disebut sebagai Ghandi versi Turki. Sebutan itu semakin kokoh setelah ia berkomitmen memperjuangkan ideologi sosial demokrasi.
Komitmen itu membuat dia dipercaya memimpin partai oposisi utama, Partai Rakyat Republik (CHP). Lahir tahun 1948 di desa Nazimiye di distrik Tunceli, berpenduduk mayoritas Kurdi, Kilicdaroglu tidak pernah bermimpi memimpin CHP.
Bapaknya hanya seorang pegawai biasa urusan pertanahan dengan pendapatan terbatas untuk menghidupi tujuh anaknya, dan hanya Kilicdaroglu yang lulus dari perguruan tinggi. Keluarga Kilicdaroglu berasal dari klan yang memiliki hubungan dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib, keponakan dan menantu Nabi Muhammad SAW. Status klan itu ditunjukkan dengan karakter mulia lewat refleksi budaya, filosofi keturunan Abi Thalib, dan saat menghadapi semua isu.
Memulai karier sebagai akuntan publik di Departemen Keuangan tahun 1971, Kilicdaroglu banyak belajar menjadi pegawai negeri yang jujur dan cepat meraih promosi. ”Saya begitu cepat dipercaya sebagai pegawai tulus dan jujur oleh publik. Hal inilah modal bagi saya sebagai akuntan publik. Setiap akuntan publik yang komitmen menjalankan tugas, pasti seorang yang bersih dan jujur,” katanya.
Tahun 1992, ia pindah ke lembaga keamanan sosial dan kemudian menjadi presiden perusahaan itu. Ia meraih julukan ”Pelayan Sipil Terbaik” tahun 1994 dari majalah bulanan Ekonomik Trend. Dia mundur dari perusahaan itu tahun 1999, lalu mengajar di Universitas Hacettepe dan menjadi anggota komisaris Bankasi atas jatah CHP. CHP memiliki jatah tiga kursi dewan komisaris bank tersebut.
Menentang korupsi
Kedekatannya dengan Ketua CHP Deniz Baykal mengantarkan Kilicdaroglu memasuki parlemen tahun 2002 dan menjadi tokoh paling berpengaruh di CHP. Ciri signifikan yang menjadi karakteristiknya selama di CHP adalah sikap menentang korupsi. Tuduhan korupsi yang diembuskan
Kilicdaroglu disertai bukti, membuat pejabat dari kalangan Partai Keadilan dan Kesejahteraan (AKP), yang berkuasa sekarang, menjadi korban.
Saban Disli dan Dengir Mir Mehmet Firat, keduanya deputi ketua AKP, dikenal sebagai korban gerakan antikorupsi Kilicdaroglu. Rekam jejaknya itu membuat dia menang pada pemilu lokal tahun lalu dari daerah Istanbul. Sentuhan pendekatan komunikasi simpel dan sederhana dengan semua kalangan membuat perolehan suara CHP pada pemilu lokal tahun lalu naik drastis dibandingkan pemilu 2004.
”Jabatan ini (ketua partai) tak akan membawa kemakmuran pada saya dan keluarga,” kata Kilicdaroglu. Ia menikahi Selvi, seudara sepupunya, dan dikaruniai tiga anak dan seorang cucu. Kini dia bahagia dengan kehidupan keluarga yang tenang.
Sumber : kompas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar