Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato dalam acara Pidato Bung Karno di Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Jakarta, Selasa 1 Juni 2010.
"Yang saya cintai Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Indonesia kelima," kata SBY, disambut tepukan meriah para hadirin.
Ucapan salam juga disampaikan pada tiga mantan wakil presiden yang hadir dalam acara tersebut. "Yang saya hormati Bapak Try Sutrisno, Bapak Hamzah Haz, Bapak Jusuf Kalla, wapres yang mengemban masa bakti masing-masing," lanjut SBY. Sejumlah tokoh penting hadir dalam acara tersebut. Selain Megawati dan tiga mantan wakil presiden, juga hadir Wapres Boediono, dan para mantan pimpinan Dewan.
dalam pidatonya, Presiden juga mengucapkan terima kasih pada Ketua MPR RI, Taufik Kiemas, suami Megawati. "Yang memilih prakarasa untuk bersama-sama memperingati pidato bersejarah Bung Karno 1 Juni 1945," kata SBY.
Presiden mengajak peringatan ini untuk memahami pemikiran-pemikiran besar Bung Karno, mengetahui proses besar sejarah. "Dan kemudian tak kalah pentingnya bagaimana kita mengaktualisasikan dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara masa kini dan masa depan," kata SBY.
Menurut dia, rangkaian dokumen sejarah 1 Juni 1945 hingga teks final Pancasila hingga di UUD-kan adalah satu kesetauan dalam proses kelahiran falsafah Pancasila.
"Saya juga setuju terhadap pimpinan MPR bahwa Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhineka Tunggal Ika adalah empat pilar utama dalam kehidupan berbangasa dan bernegara."
Ditambahkan SBY, nilai-nilai dasar, konsensus dasar dan Pancasila adalah pilar penting, fundamental yang sudah disepakati bangsa Indonesia sejak merdeka.
Oleh karena itu, debat soal Pancasila sebagai dasar negara adalah hal yang kontraproduktif. "Tak sepatutnya kita pertanyakan kembali Pancasila sebagai dasar negara," tambah SBY.
Sumber : vivanews
Senin, 31 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar