Senin, 30 Agustus 2010

Pemerintah Bersikukuh Naikkan TDL

Pemerintah bersikukuh menaikkan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata sekitar 15 persen awal tahun depan. Jika tidak, subsidi listrik dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2011 akan membengkak menjadi Rp 49,14 triliun.
Penegasan itu diutarakan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Saleh dalam rapat kerja dengan Komisi VI (Komisi Energi dan Migas) DPR RI di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (30/8/2010).

"Kalau penyesuaian TDL diawal 2011 tidak terlaksana maka kebutuhan penyesuaian listrik akan mencapai Rp 49,13 triliun. Ini tidak termasuk kekurangan subsidi listrik tahun 2009 sebesar Rp 4,58 triliun," kata Darwin.

Darwin mengatakan, dalam RAPBN 2011 dan Nota Keuangannya yang disampaikan dalam Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 16 Agustus 2010 lalu telah diusulkan subsidi listrik dalam RAPBN 2011 sebesar Rp 41,02 triliun.

Menurut Darwin, besaran subsidi itu terdiri atas subsidi listrik berjalan Rp 36,44 triliun serta kekurangan subsidi listrik tahun 2009 sebesar Rp 4,58 triliun. "Penetapan subsidi listrik itu sesuai dengan asumsi pertumbuhan listrik 7 persen, margin 8 persen, dan nilai tukar Rp 9.300 per dollar AS," papar Darwin.

Rencana pemerintah kembali menaikkan TDL tahun depan sebelumnya mencuat beberapa hari setelah Presiden menyampaikan pidato pengantar RAPBN dan Nota Keuangan di DPR 16 Agustus 2010 lalu.

Serempak setelah itu, berbagai kalangan terutama dari pengusaha menyampaikan protes atas rencana tersebut. Kalangan pengusaha merasa mendapat beban tambahan apalagi TDL belum sebulan ini sudah naik 15 persen.

Kalangan pengusaha berpendapat kenaikan TDL akan menambah beban operasional perusahaan yang akibatnya berakibat pada pengurangan produksi dan menjurus pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sumber : kompas ekonomi

1 komentar:

Kaki mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar