Minggu, 03 Oktober 2010

Malaysia Akui Peran TKI

Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia A Kohilan Pillay menyatakan, tenaga kerja Indonesia atau TKI berperan besar dalam pembangunan di Malaysia, terutama di sektor konstruksi, perkebunan, ataupun dalam penyediaan tenaga kerja untuk rumah tangga. "Kami mengakui, TKI memberikan sumbangsihnya pada pembangunan negara ini," kata Kohilan dalam acara Titian Muhibah Indonesia-Malaysia II yang dilaksanakan Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Malaysia (Permai) bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, akhir pekan.

Kohilan Pillay berharap warga Indonesia yang ada di Malaysia dapat bekerja dengan baik bila mengikuti peraturan hukum yang ada di Malaysia. "Saya masih ingat apa yang dikatakan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Muhaimin Iskandar yang mengatakan bahwa pekerja Indonesia di Malaysia juga merupakan duta-duta bangsa," ucap Kohilan.

Sebagai duta bangsa Indonesia, lanjut dia, pastinya mereka akan menjaga nama baik Indonesia di luar negeri.

ProfesionalSementara itu, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Tatang B Razak, dalam sambutannya menyatakan bahwa sudah saatnya meningkatkan hubungan Indonesia-Malaysia ke tingkat yang lebih profesional. "Kita akan terus berusaha meningkatkan hubungan Indonesia-Malaysia menjadi hubungan profesional, bukan lagi sekadar hubungan tradisional," ujar Tatang.

Langkah saling memahami dari kedua belah pihak ditengarai dapat memperkecil gesekan yang sering muncul di antara kedua negara. "Kita ingin memberikan pemahaman yang betul kepada warga Malaysia tentang Indonesia sebagaimana kita akan memberikan informasi sebenarnya tentang Malaysia kepada warga Indonesia" katanya.

Wakil Dubes RI untuk Malaysia mencontohkan sebuah fakta empiris, dalam kunjungannya ke Sabah, beberapa masyarakat yang ada di sana mengenal Indonesia hanya sebatas perbatasan Nunukan. "Mereka terkejut ketika diinformasikan tentang luas dan besarnya Indonesia," ujar Tatang.

Tatang juga mengungkapkan bahwa hubungan antara Indonesia dan Malaysia saat ini dalam kondisi yang baik. "Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat pada 2004, tercatat sekitar 20 kali pertemuan diadakan dengan pemimpin Malaysia. Ini merupakan pertemuan dengan intensitas terbesar dalam hubungan Indonesia dengan negara lain," paparnya.

Selain diisi dengan hiburan seni kompang dan shalawat oleh masyarakat Indonesia di Malaysia, acara Titian Muhibah Indonesia-Malaysia II ini juga dilengkapi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin yang juga merangkap sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Turut hadir dalam acara ini, ratusan WNI di Malaysia, perwakilan LSM dan mahasiswa, serta beberapa pengurus perusahaan Malaysia yang menggunakan jasa pekerja WNI.

Sumber : kompas

0 komentar:

Posting Komentar